Aku akan berlari menuruni tangga surga jika dirimu menginginkanku untuk bersamamu dibawah sana.
A yumeship made by [Ara] ([arsthimv] on Twitter/X).
“This is my mission, Mithra.” “Your mission is stay alive and be with me forever.”
<aside> ❗ Sang rubah yang menyerahkan jiwanya pada naga agar sang naga bisa merobohkan segala duka dan janji. Ia memberi naga itu sebuah rumah untuk kembali, dan sang naga memberinya bahagia yang dijanjikan untuk kembali.
</aside>
Ara yang menyelamatkan Mithra dari gelapnya danau kematian, membawanya kembali ke dalam cahaya, memberinya nama, alasan untuk hidup, dan kekuatan untuk bertahan, pergi meninggalkannya begitu saja setelah memberinya sepucuk surat dan setangkai bunga. Mithra menolak fakta bahwa Ara telah tiada, menggengam harapan terakhir dalam ucapan sang guru bahwa sosok yang ia cari-cari itu, masih berada didunia.
From a yearner, to the another yearner.
Pada akhirnya, mereka bertemu lagi, menjalin kisah dengan sebuah pisau yang ditancapkan pada batu takdir bahwa Ara akan pergi dari dunia setelah misinya selesai. Tidak ada yang tahu, setelah semua janji dan bisik tangis dengan bulan saksinya, apakah mereka bisa bersama lagi. Tidak ada yang bisa menjanjikannya.
“Apa gunanya jika kamu tetap berlari dari takdirmu? Menetaplah disini, aku disisimu.”
Penyihir dari Utara, sang malaikat maut yang mengincar nyawa penyihir diatas tahta matahari. Tutur katanya mungkin sopan, jangan biarkan itu menipu karena sosok aslinya bersembunyi dibalik perkataan, dia adalah binatang buas yang tidak bisa dijinakkan. Dia tidak pernah peduli dengan orang lain, namun, personifikasi dari konstelasi langit utara yang pernah memberinya alasan, adalah tali hidupnya.
“I’m your ghost, bring me to deepest part of your soul.”
Ara, seorang penyihir misterius, rumor beredar dia berusia lebih tua dari Snow dan White, dan kekuatannya berada diatas Oz, namun itu semua hanyalah rumor, hanya mereka yang terpilih bisa mengetahui identitas dibalik senyum rubah bulan.
Hadirmu adalah berkah, eksistensimu adalah rekah untuk diriku yang bedebah.
“Why are you so worried about me? Do I know you?” “I don't know you. But, even so, your life is precious! Don't waste it like it's nothing!”
Mithra kecil yang tidak memiliki alasan hidup dan Ara yang tertimpa oleh kutukan sang purnama membuatnya menjadi anak kecil. Roda takdir bergerak, mempertemukan dua sosok yang sama-sama butuh alasan untuk hidup. Mithra tidak memiliki alasan lagi untuk membawa dirinya ke permukaan, melihat cahaya yang menyeretnya ke dalam cahaya, membimbingnya dan memberinya rumah untuk pulang.
“Aku akan mati, Mithra. Apakah hal semudah itu kamu tidak paham?” “Lalu, mengapa… mengapa kau melarikan diri seperti ini? Bahkan jika kamu pergi, apakah kau tak bisa pergi dengan tenang—”
Setelah kepergian Ara, Mithra kalut oleh rasa takut akan ditinggalkan. Dia tidak ingin ditinggalkan hanya dengan sepucuk surat dan setangkai bunga Forget-Me-Not. Dia meracuni dirinya dengan anggapan bahwa sang bintang masih hidup entah dimana, mencarinya di setiap ujung dunia, dan disadarkan oleh fakta bahwa dia memang mencintainya.
Setelah Ara kembali, Mithra secara terang-terangan menunjukkan afeksinya, namun tidak berani menyatakan cinta karena takut sang kartika akan kembali pergi. Sementara Ara, tidak berani menerima cinta karena trauma masa lalu masih menusuk hatinya. Pedang yang menusuk jantung itu masih terasa perih, dan peluru itu masih bersarang menyataka bahwa dia tidak pantas dicintai.
Mithra pada akhirnya berhasil meruntuhkan labirin yang tak berujung, memberinya bunga yang bukan mawar, Mithra tahu Ara membencinya, melainkan setangkai tulip biasa, tulip yang melambangkan cinta dan kelahiran kembali. Dirinya yang lahir kembali dalam pelukan Mithra.
“Tell me.” “I’m okay. I promised to you to always be okay, am I?”
Saat ini, Ara telah luluh kepada Mithra tetapi tidak berani memberikan cinta karena dia menggangap hati miliknya terlalu remuk untuk Mithra yang sempurna. Sementara Mithra, masih memberi Ara afeksi layaknya suami pada istrinya namun tidak pernah mengatakan cinta karena tidak mau menghadapi perpisahan yang menghadapi mereka.
“I gave you half of my soul, didn’t I? That is my way to say, I always coming back for you.” “You...”
Ara kembali dari kabut bintang, pulang ke pelukan Mithra, tempat dia kembali, rumah untuk dia berlindung. Disana, dia bahagia, mereka bahagia, dengan dua janji yang tertaut, dan dua jiwa kecil yang memberi hangat.
I would drown, I will be the Icarus.
Art: Anfie_01
Art: siriplaut
Art: Anfie_01
Art: Warung Pepes Ikan
Art: Anfie_01
Art: Anfie_01
Art: Sugar Shiinoya (Facebook)
You’re immortal, in my pen and tears.